scratch from the past

Saturday, January 15, 2005

ampun


Sebuah wajah yang tertutup kedua tangan yang basah dengan air mata. Hatinya tergoncang laksana dedaunan di musim gugur yang siap jatuh. Air matanya mengalir deras dalam kebisuan yang menakutkan akibat kepahitan yang membuatnya sedih, rasa sedih yang menyusup ke dasar hatinya. Malampun ikut bersedih melihatnya. Rasa penyesalan yang mendalam sampai menyesakkan nafasnya. Berapa kali hembusan angin menerpa dan menggoncang bahteranya dengan kuat, akibat kelakuannya memperturutkan hawa nafsu, akibat tercemarnya hati dengan noda dan dosa.

Betapa kegilaan terhadap hawa nafsunya menimpa sehingga menoreh noda hitam di hatinya. Betapa banyak kesalahan yang melucuti sebaik-baik pakaian yaitu pakaian takwa dan berselimut dengan pakaian yang telah terkoyak dan dihiasi dengan dosa-dosa itu.

Betapa seringnya kenikmatan sementara itu mencampakkannya kejurang yang curam lagi dalam hingga berlumuran lumpur noda dan dosa.

Inilah pekuburan kesedihan yang mengelilingi lehernya yang dari waktu ke waktu membawa kain kafan-kafan berisi bangkai-bangkai kenangan yang berbau busuk.

Dan sekarang, berbagai pertanyaan meliputi hatinya, membuka gerbang ingatannya, gerbang yang dikelilingi noda-noda dosa.

Terdengar lelaki itu berkata : "Apakah Allah masih mau mengampuniku?"

Terdengar suara berkata,"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya" (QS. 4 : 48).

"Akan tetapi dosa-dosaku terlampau banyak."

"Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebahagian permulaan daripada malam, Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk" (QS. 11 : 114).

"Tetapi kenangan masa laluku selalu membayangiku, aromanya membuat hidungku sakit, dan bebannya menyesakkan jiwaku".

Suara itu berkata lagi: "Kamu harus membuang jauh-jauh kenangan-kenangan itu dan menimbunnya di kuburan istighfar yaitu sujud di akhir malam".

"Aku akan menyandang pedang taubat dan tambah penyesalan untuk menebus kenangan-kenangan yang membelenggu akan kucabik-cabik dia".

Lalu dengan khusyu' terdengar lantunan ayat, "Katakanlah, hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang". (QS. 39 : 53).

Ayat itu bagaikan bara api yang menyala di malam yang sangat dingin. Lelaki itu penuh percaya diri dan harapan atas ampunan Allah, semakin optimis bagaikan pagi yang cerah mengharapkan ampunan Allah, seperti rumput-rumput yang bernyanyi riang mengambil datangnya hujan. Esok hari dia akan menjadi orang yang penyabar menghadapi berbagai macam cobaan.

Kemudian lelaki itu berkata, "Tak akan ada yang mampu menyembuhkan luka yang dalam ini selain iman, dengan menggantikan kejelekan-kejelekan dengan kebaikan. Dan kesabaran adalah sebaik-baik harta simpanan".

Lalu lelaki itu terdiam dan suara itupun ikut diam.

djakarta
january 15, 2005

Labels:

1 Comments:

  • dan terlahirlah sebuah doa
    dari orang yang tlah mampu
    jenuhkan hati nya akan hal-hal yang tak tentu

    langkah dipasang hati dipadu
    teriring harap berbisik merdu
    semoga hari yang baru
    membawa diri kepada ilahi restu

    By Blogger .moenlite., At 12:29 PM, January 15, 2005  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home