scratch from the past

Monday, November 20, 2006

poverty according to the world bank

sungguh mengejutkan sekaligus mengherankan membaca hasil kajian Bank Dunia dalam East Asia Update yang menyebutkan kenaikan harga beras yang sebagian disebabkan kekurangan pasokan akibat larangan impor beras, sepertinya menjadi penyebab utama meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia dan yang lebih parah lagi dilanjutkan dengan saran (baca: tekanan?) untuk membuka import beras.

semua juga tau kalau bangsa Indonesia ini adalah bangsa agrasis yang berarti sebagian besar dari penduduk kita notabene adalah petani, bisa dibayangkan kalau beras yang dihasilkan mereka yang harganya memang tinggi karena panjangnya rantai distribusi, ketidakefektifan cara mengelola pertanian, tersentarlisasinya pemilikan lahan dan segudang masalah lainnya yang bahkan tak terpikirkan oleh kita harus diadu dengan beras import yang harganya memang jauh lebih murah

pada periode pertama mungkin mereka masih memiliki kesanggupan untuk membeli beras tapi pada periode berikutnya hampir dapat dipastikan kemampuan itu akan semakin mengecil dan pada akhirnya bukan pemberantasan kemiskinan malah pemiskinan nasional yang akan terjadi

di negara besar seperti amerika saja pemerintahnya terus mensubsidi hasil pertanian rakyatnya, kenapa kita yang jelas-jelas memiliki daya beli sangat jauh lebih rendah bisa disarankan untuk membuka import? coba kita tanya kepada amerika apa mau mereka menghilangkan subsidi pertanian dan beradu head to head dengan hasil pertanian negara lain? saya yakin 100% mereka akan menolak, ini kok bank dunia yang katanya isinya orang orang pinter yang gelarnya panjang sampai nggak sanggup diingat malah memberi usul yang nyeleneh

kemiskinan kok cuma diukur dengan daya beli beras, semudah itukah mereka menyimpulkan tentang kemiskinan?

permasalahan yang dihadapi bangsa ini memang sangat kompleks, menurut saya yang paling penting dalam pemberantasan kemiskinan justru penguatan di sektor pertanian dan hasil alam serta industri-industri pendukunganya, karena peningkatan pendapatan para petani atau para pekerja di sektor hulu yang merupakan porsi terbesar dari rakyak Indonesia akan berdampak pada peningkatan daya beli yang luar biasa yang ujung-ujungnya akan menciptakan peningkatan di segala sektor apakah itu di sektor manufaktur, industri maupun jasa

memang sepertinya saya juga ikut menyederhanakan masalah, tapi kayaknya itu lebih masuk akal dibandingkan dengan mencoba memberantas kemiskinan dengan membuka import beras, bagaimana menurut anda?

djakarta
november 20, 2006

djoeffry

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home